Ruang Lingkup Motion and
Time Study
Pada awalnya time study dan Motion Study digunakan hanya untuk hal-hal yang sangat spesifik dan dalam ruang lingkup yang sangat sempit saja. Kedua bidang studi tersebut pertama kali ditemukan dan dikembangkan masing-masing oleh Frederick Taylor untuk Time study dan Gilbreths untuk Motion study yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Walaupun dikembangkan dan ditemukan dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, pada awalnya hanya time study dan penurunan insentif upah buruh yang lebih berkembang dibandingkan dengan motion study. Keinginan untuk mendapatkan metode kerja yang lebih baik menggema pada kurun waktu 1930an yang kemudian mengakibatkan perkembangan keilmuan teknik industri untuk mengkombinasikan time study dengan motion study yang dapat menghasilkan metode kerja yang lebih baik dan lebih dekat dengan kata ideal. Sekarang ini permasalahan mendasar adalah menemukan solusi dan metode yang paling tepat diterapkan, mengingat pada masa lalu terlalu menekankan pada perbaikan metode yang telah ada, dibandingkan mendefinisikan permasalahan, menyusun fakta-fakta, dan menemukan solusi yang tetap.Semula motion and time study dikembangkan oleh sarjana teknik industri dan staf spesial, dan hal ini pun berlanjut hingga sekarang. Beberapa menganjurkan bahwa methods engineering, work design, work study atau job design sebaiknya digunakan dalam perancangan motion and time study dan saat ini motion and time study bahkan dapat dikatakan sebagai sinonim dari work methods design and work measurement.
Definisi Motion and Time Study
Keterkaitan erat
antara Pengukuran Waktu dan Studi Gerakan segera dilihat khalayak industri
waktu itu. Memang di samping Taylor yang juga meneliti untuk mencari cara kerja
terbaik, Gilbreth banyak berkontak dengan Taylor sampai Gilbreth mengembangkan
sesuatu yang kemudian dikenal sebagai studi gerakan. Dengan studi gerakan dapat
diperoleh berbagai rancangan sistem kerja yang baik bagi suatu pekerjaan, suatu
hal yang juga diinginkan oleh Taylor, untuk mencari rancangan yang terbaik
perlu dilakukan pengukuran waktu untuk memilihnya yaitu untuk mencari rancangan
yang membutuhkan waktu tersingkat. Karena itu penerapan kedua temuan itu selalu
dilakukan bersamaan sebagai dua hal yang saling melengkapi.
Dalam
perkembangannya kemudian keduanya dipandang sebagai suatu kesatuan yang dikenal
dengan nama ”Time and Motion Study”
atau studi waktu dan gerakan. Istilah lain yang kemudian hari kerap juga
digunakan untuk hal ini adalah Methods
Engineering.
Pada tahap awal dari Methods Engineering adalah menentukan
estimasi waktu yang akan dikerjakan oleh pekerja dalam menjalankan tugas pada
sebuah stasiun kerja.
Motion study and time study adalah sebuah pembelajaran sistematis dari sistem kerja dengan tujuan, yaitu:
Motion study and time study adalah sebuah pembelajaran sistematis dari sistem kerja dengan tujuan, yaitu:
1.
Mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik.
Pada umumnya penentuan sistem dan
metode yang digunakan dalam sebuah industri sangat bergantung kepada tujuannya,
misalnya dalam sebuah manufaktur memproduksi barang, sebuah bank melayani
transaksi dengan nasabah, penjualan susu sapi dari peternakan, dan sebagainya.
Setelah itu, dilakukan pendekatan-pendekatan peningkatan produktivitas dengan
cara problem-solving dan sebagainya.
2.
Menstandardisasi sistem dan standar tersebut.
Setelah metode terbaik ditentukan,
langkah selanjutnya adalah menstandardisasi metode itu sendiri. Dalam
menstandardisasi metode tersebut, agar dapat terdefinisi dan dapat dimengerti
dengan baik, perlu adanya pembagian kerja yang jelas dan pembatasan kerja yang
baik agar berjalan secara efisien. Dalam hal ini, setiap jenis pekerjaan
dibedakan hingga detail dan spesifik.
3.
Menentukan standar waktu.
Motion study
digunakan untuk mengukur standar waktu normal yang diperlukan operator terlatih
dan berpengalaman pada kecepatan normal. Standar waktu tersebut seringkali
digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan kerja sampai perkiraan biaya
produksi, termasuk biaya buruh.
4.
Melatih operator.
Agar seluruh
perencanaan berjalan dengan baik, operator perlu mendapatkan pelatihan. Hal ini
biasanya diakomodir oleh atasan dan pejabat teratas perusahaan. Akan tetapi,
belakangan marak lembaga profesional yang bergerak dalam hal training seperti
ini.
Berikut ini adalah ruang lingkup penggunaan motion
and time study berdasarkan pengguna :
1. Digunakan oleh sarjana teknik industri dan staf spesialis,
digunakan oleh manajer dan supervisor, digunakan oleh oleh pekerja dalam tim
atau grup.
2. Digunakan sejak ditemukannya metode ini hingga sekarang,
diperkenalkan pada 1930an dan 1940an, berkembang pesat mulai digunakan pada
1950an dan 1960an dengan perkembangan sedang.
3. Dilatih oleh pemilik perusahaan, Sarjana teknik industri
dan staf spesial sebagai mentor dan konsultan serta bekerja dalam tugas-tugas
tertentu untuk tim, Sarjana teknik industri dan staf spesial sebagai mentor dan
konsultan serta bekerja dalam tugas-tugas tertentu untuk tim.
4. Membuat perencanaan untuk skala perusahaan termasuk
desain produk, fasilitas, dsb. Digunakan dalam menentukan kebijakan dalam
lingkup bidang/grup tertentu, Pekerja berpartisipasi langsung dalam manajemen
kerjanya sendiri.
5. Memberikan laporan kepada manajer dan supervisor dibutuhkan
waktu yang lama untuk penerapannya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi yang memaksa
pemakaiain alat-alat industri modern dan permesinan, pekerja yang dibutuhkan
dalam industri skala besar semakin sedikit. Saat ini, yang lebih dibutuhkan
adalah operator yang dapat menjalankan berbagai peralatan dan mesin-mesin
industri sehingga upah yang harus dibayarkan kepada pekerja dapat ditekan
seiring semakin sedikitnya pekerja yang dibutuhkan. Hal ini dapat dicapai
dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar standar yang diharapkan dapat
tercapai sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat diperoleh.Selain
digunakan dalam manufaktur, motion and time study juga berkembang pesat
digunakan dalam aktivitas non-manufaktur, antara lain pada bank, departement
store, supermarket, maupun rumah sakit mengaplikasikannya untuk meningkatkan
produktivitas dan menurunkan biaya.
Sejarah Motion
and Time Study
Telah disepakati bersama bahwa time study pertama-tama
diterapkan pada Midwalee Steel Company oleh Frederick W. Taylor pada tahun
1881. Pada waktu itu Taylor menginginkan agar efisiensi kerja dapat tercapai
dengan cara memberdayakan kinerja pegawai. Salah satunya dengan mempekerjakan
dua orang pekerja yang benar-benar bermanfaat dan secara fisik kuat. Taylor
lebih cenderung mempekerjakan pekerja yang konsisten bekerja dengan standar
“bagus” dalam jangka waktu panjang dengan upah lebih besar dibandingkan pekerja
yang dapat bekerja maksimal hanya dalam jangka waktu pendek. Setelah melewati
riset terhadap pekerja, Taylor menyimpulkan bahwa ternyata tak ada hubungan
langsung antara kekuatan pekerja (dihitung dalam horse power/tenaga kuda)
dengan efek kelelahan yang dapat ditimbulkan. Taylor menemukan bahwa untuk
pekerjaan-pekerjaan sangat berat, kombinasi waktu bekerja, banyaknya hari untuk
beristirahat, frekuensi dan panjang waktu beristirahat beeimbas pada berapa
banyak pekerjaan yang dapat dilakukan pekerja dalam sehari.
Time study hanyalah sebuah pencapaian dari berbagai
penemuan Taylor dalam berbagai penelitiannya di industri. Dia seorang yang
sangat ahli dalam bidang material dan permesianan industri. Akan tetapi,
keahliannya dalam bidang human problem pun sebaik pemahamannya akan permesianan
dan material. Pendekatan dan penelitiannya terhadap aspek psikologi pekerja
turut berandil besar dalam peningkatan efisiensi kerja.
Prinsip
Manajemen Taylor
Secara garis besar, Taylor mengabdikan dirinya untuk
menciptakan metode yang tepat bagi setiap pekerjaan yang dilakukan dalam
lingkungan kerjanya. Taylor menjabarkan pemikirannya dengan cara :Pertama,
pengembangan keilmuan untuk setiap elemen pekerja untuk menggantikan metode
lama yang statis.Kedua, penyeleksian pekerja terbaik untuk setiap bidang,
melatih, mengajarkan, dan mengebangkan pekerja, menggantikan sistem lama yang
membiarkan pekerja memilih sendiri pekerjaannya dan melatih dirinya
sendiri.Ketiga, pengembangan semangat bekerja sama antara jajaran manajemen dan
pekerja.Keempat, setiap divisi mempunyai bagian pekerjaan yang sama, antara
manajemen dan pekerja, di mana setiap departemen elah dibagi-bagi kedalam
tanggung jawabnya masing-masing.
Motion Study
Perindustrian sekarang ini dapat berkembang dengan pesat
salah satunya dengan menerapkan metode motion study yang ditemukan dan
dikembangkan oleh pasangan Frank B. Gilbreth dan istrinya, Lilian M. Gilbreth.
Latar belakang Frank yang seorang engineer dan Lilian yang seorang psikolog
menjadikan mereka dapat memahami faktor manusia dan pengetahuan tentang
material, peralatan serta perlengkapan dengan sama baiknya. Aktivitas yang
mereka jalani sangat luas jangkauannya, termasuk penemuan dan peningkatan dalam
membangun dan konstruksi kerja, kelelahan pekerja, monoton, transfer keahlian,
serta penemuan beberapa macam teknik process chart, micromotion study, dan
chronocyclegraph.
Penemuan motion study bermula saat Frank Gilbreth pada
tahun 1885 bekerja pada sebuah kontraktor bangunan. Melihat tidak efisiennya
cara kerja tukang batu, Gilbreth muda mencari cara untuk mengoptimalisasi
pekerjaan tukang batu tersebut. Semula, semua proses dari mengambil batu hingga
selesai dipecahkan dilakukan sendiri oleh si tukang batu, namun Gilbreth
membagi tiap-tiap pekerjaan spesifik ke dalam bagian-bagian. Hal ini menurunkan
jumlah gerakan yang harus dilakukan untuk meletakan batu dari 18 hingga menjadi
hanya 4,5 gerakan. Rekor baru pun tercipta saat pembangunan sebuah dinding di
Boston saat seorang tukang batu dapat menghasilkan 350 bongkah batu per orang
per jam. Sebelumnya sistem baru tersebut diterapkan, rekor yang tercipta
hanyalah 120 bongkah batu per orang per jam.
Langkah-langkah pengukuran waktu
Untuk
mendapatkan hasil yang baik yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan maka tidak
cukup sekedar melakukan beberapa kali
pengukuran dengan menggunakan
jam henti, apalagi jam
biasa.
Banyak faktor
yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk
pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara
pengukuran, jumlah pengukuran dan lain-lain.
Berikut ini
sebagian langkah-langkah yang perlu diikuti agar maksud diatas tercapai.
Penetapan Tujuan Pengukuran
Sebagaimana
halnya dengan berbagi kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan
terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui
dan ditetapkan adalah peruntukkan penggunakan hasil pengukuran, tingkat
ketelitian dan tingkat keyakinan yang dinginkan dari hasil pengukuran tersebut.
Melakukan Penelitian Pendahuluan
Tujuan yang
ingin dicapai dari pengukuran waktu adalah memperoleh waktu yang pantas untuk
diberikan kepada pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu suatu
sistem kerja dengan kondisi yang telah ada selama ini termasuk di antara yang
dapat dicarikan waktu yang pantas tersebut. Artinya akan didapat juga waktu
yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan, namun dengan kondisi yang
bersangkutan itu. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang
sesingkat-singkatnya agar dapat meraih keuntungan ynag sebesar-besarnya.
Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dari
pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya
hal tadi.
Memilih Operator
Operator yang
akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil
dari tempat kerja. Orang ini harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar
pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat diandalkan hasilnya.
Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja
sama.
Di samping itu
operator yang dipilih adalah orang yang pada saat pengukuran dilakukan mau
bekerja secara wajar. Walau operator yang bersangkutan sehari-hari dikenal
memenuhi syarat pertama tadi tidak mustahil dia bekerja tidak wajar ketika
pengukuran dilakukan karena alasan tertentu.
Melatih Operator
Walaupun
operator yang baik telah didapat, kadang-kadang pelatihan masih diperlukan bagi
operator tersebut terutama jika kondisi dan cara kerja yang dipakai tidak sama
dengan yang biasa dijalankan operator.
Hal ini terjadi
jika yang akan diukur adalah sistem kerja baru sehingga operator tidak
berpengalaman menjalankannya. Bahkan bila sistem kerjanya adalah yang sudah ada
selama ini, operator pun bisa kurang menguasai pekerjaannya terutama bila
banyak perubahan rancangan yang dilakukan.
Mengurangi Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan
Di sini pekerja
dipecah menjadi elemen pekerjaan yang merupakan gerakan bagian dari pekerja
yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang diukur waktunya. Waktu siklusnya
adalah jumlah dari waktu setiap elemen ini. Waktu siklus adalah waktu
penyelesaian satu produk sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang
bersangkutan.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan penguraian
pekerjaan atas elemen-elemen:
- Untuk menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan.
- Untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya.
- Melakukan pembagian kerja menjadi elemen-elemen pekerjaan adalah untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan pekerja.
- Untuk memungkinkan dikembangkannya Data Waktu Standar untuk tempat kerja yang bersangkutan.
Jelaslah sekarang alasan perlunya melakukan penguraian elemen-elemen dari
suatu pekerjaan yang akan diukur waktunya. Walaupun demikian, ketentuan ini
tidak bersifat mutlak artinya jika alasan-alasan di atas dianggap tidak penting
atau dirasakan tidak akan terjadi maka langkah ini tidak perlu dilakukan.
Menyiapkan
Perlengkapan Pengukuran
Setelah kelima langkah di atas dijalankan
dengan baik, tibalah sekarang pada langkah terakhir sebelum melakukan
pengukuran yaitu menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Hal-hal tersebut
adalah:
·
Jam henti
·
Lembaran-lembaran
pengamatan
·
Pena atau pensil
·
Papan pengamatan
Jika alat-alat ini telah disiapkan, selesailah sudah persiapan-persiapan
yang mendahului pengukuran. Ini berarti tahap berikutnya yaitu pengukuran waktu
sudah bisa dimulai.
Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerja
baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah
disiapkan. Dalam pengukuran waktu khususnya dalam time study memiliki teknik
tersendiri yaitu:
1. Teknik pengukuran langsung
Yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan oleh peneliti
secara langsung ditempat objek penelitian. Dua cara yang temasuk di dalamnya
adalah cara jam henti dan sampling
pekerjaan.
2. Teknik pengukuran tidak
langsung
Yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan melalui
pendekatan tabel waktu baku yang sudah ada atau waktu dari pendekatan
gerakan-gerakan dasar. Yang termasuk kelompok ini adalah data waktu baku dan
data waktu gerakan.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah pengkuran pendahuluan. Tujuan
melakukan hal ini ialah agar nantinya mendapatkan perkiraan statistika dari
banyaknya pengukuran yang harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan
keyakinan yang diinginkan.
Untuk mengetahui jumlah pengukuran yang harus dilakukan, diperlukan
beberapa tahap pengukuran pendahuluan seperti dijelaskan berikut ini.
Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa buah
pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya enam belas kali
atau lebih. Setelahnya pengukuran tahap pertama ini dijalankan, selanjutnya
dijalankan tahap-tahap kegiatan menguji keseragamam data dan menghitung jumlah
pengukuran yang harus dilakukan. Bila jumlah pengukuran yang dilakukan belum
mencukupi, dilanjutkan dengan pengukuran tambahan yaitu mengukur lagi untuk
mengejar jumlah minimum yang diperlukan. Untuk kecermatan, setelah pengukuran
memenuhi syarat kecukupan data seperti yang telah dihitung dilakukan lagi uji
keseragaman data dan penghitungan kecukupan data. Bila kali ini data yang
terhitung cukup, barulah pengukuran dihentikan. Namun, bila belum juga cukup,
tambahan pengukuran perlu dilakukan lagi dan proses pun berulang.
Dalam time study harus dilakukan
perhitungan penyesuaian dan kelonggaran. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengamati
kewajaran operator dalam bekerja pada saat dilakukan pengukuran waktu kerja.
Beberapa cara dalam menentukan faktor penyesuaian ialah:
·
Presentase.
·
Shumand.
·
Westinghouse.
·
Objektif.
·
Beaudux.
·
Sintesa.
Langkah-langkah dalam menentukan time
study:
1.
Hitung rata-rata
dari harga rata-rata subgroup.
2.
Menghitung standar
deviasi.
3.
Hitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata
subgroup.
4.
Hitung nilai Z
tabel.
5.
Tentukan batas
kontrol atas (BKA) dan bawah (BKB) untuk uji keseragaman data.
6.
Lakukan test kecukupan
data.
7.
Menghitung waktu
siklus.
8.
Menghitung waktu
normal.
9.
Menghitung waktu
baku.
Tingkat ketelitian, tingkat keyakinan, dan pengujian keseragaman data
Berbicara tentang tingkat ketelitian dan pengujian keseragaman data,
sebenarnya merupakan pembicaraan tentang pengertian statistik. Karenanya untuk
memahami secara mendalam diperlukan beberapa pengetahuan statistik. Tetapi
sungguhpun demikian, yang dikemukakan berikut ini adalah pembahasan ke arah
pemahamannya dengan cara-cara yang diusahakan sesederhana mungkin.
Tingkat ketelitian
dan tingkat keyakinan
Yang dicari dengan melakukan pengukuran-pengukuran ini adalah waktu yang
sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Yang ideal tentunya
dilakukan pengukuran-pengukuran yang sangat banyak karena dengan demikian
diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungking karena
kerterbatasan waktu, tenaga dan tentunya biaya.
Dengan tidak dilakukannya pengukuran yang banyak, pengukur akan kehilangan
sebagian kepastian terhadap kecepatan rata-rata waktu penyelesaian yang
sebenarnya. Hal ini harus disadari oleh pengukur. Tingkat ketelitian dan
tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh
pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak.
Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari
waktu penyelesaian sebenarnya. Sementara tingkat keyakinan menunjukkan besarnya
keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi.
Mengenai pengaruh tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan terhadap jumlah
pengukuran yang diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara
intuitif hal ini dapat diduga yaitu bahwa semakin tinggi tingkat ketelitian dan
semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan.
Pengujian
Keseragaman Data
Pada pasal 8.1.b telah dikemikakan bahwa satu langkah yang dilakukan
sebelum pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik, yang terdiri
dari kondisi kerja dan cara kerja yang baik. Jadi, yang dihadapi adalah jika
suatu sistem yang akan diukur merupakan sistem yang sudah ada maka sistem ini
dipelajari untuk kemudian diperbaiki. Jika sistemnya belum ada maka yang
dilakukan adalah merancang sesuatu yang baru dan baik. Terhadap suatu sistem
yang baik inilah pengukuran waktu dilakukan dan dari sistem inilah waktu
penyelesaian pekerja dicari. Walau selanjutnya pembakuan sistem yang dipandang
baik ini telah dilakukan, seringkali pengukuran, sebagaimana juga operator,
tidak mengetahui terjadinya perubahan- perubahan pada sistem kerja. Memang
perubahan adalah sesuatu yang wajar karena bagaimanapun juga sistem kerja tidak
dapat tetap dipertahankan terus-menerus pada keadaan yang tetap sama. Keadaan
sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang
yang sepantasnya terjadi. Akibatnya waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem
selalu berubah-berubah, namun juga mesti dalam batas waktu kewajaran. Dengan
kata lain harus seragam.
Bahan di atas saya ambil dari buku Analisis Perancangan Kerja karangan Bapak Parama Kartika Dewa SP.,ST.,MT.
KISAH SUKSES SAYA DAPAT MODAL USAHA DARI KOPERASI GLOBAL NUSANTARA JAKARTA
ReplyDeleteasalamualaikum saya ingin berbagi cerita kisah sukses saya terima modal usaha dari KOPERASI GLOBAL NUSANTARA yang beralamat'kan di GEDUNG PLAZA SENAYAN JAKARTA lantai 2 A5, Perkenl'kan saya atas nama WINDA merupakan pengusaha furnitur yang juga anggota KOPERASI GLOBAL NUSANTARA. Pada awalnya saya bekerja di Jepara selama 2 tahun sebagai pengrajin furnitur, namun sejak 3 tahun belakangan ini, saya mengelola usaha furniturnya sendiri di Pati. Saya memulai usaha ini dengan modal yang terbatas serta gudang kecil dan 8 karyawan. Seiring dengan semangat dan konsistensi kualitas produk ini, saya memiliki cita-cita untuk mengembangkan usaha ini. Sehingga beberapa bulan yang lalu saya ketemu pengusaha sukses yang di sebut bpk H BUDIMAN, Alhamdulillah setelah
saya terbuka dari masalah saya yang lagi terbentur di modal usaha, alhamdulillah beliau memberikan no hp ketua KOPERASI GLOBAL NUSANTARA BELIAU ATAS NAMA DRS.H. RISWANDI S.E No hp beliau. 0853-2174-0123 dan singkat cerita saya'pun memberanikan diri menghubungi beliau dan saya terbuka masalah modal usaha saya, alhamdulillah beliau memberikan 1 berkas pinjaman dana senilai 500 Juta, dan masalah pikbed dana'nya cuman 2,5 % selama 3 tahun pinjaman, jadi pikbed pinjaman total 512.500.000 dan masalah persyaratan beliau hanya minta beberapa copy'an berkas yang pertama Foto copy Kk dan KTP 5 lembar, pas foto 3x4 5 lembar dan bukti adimistrasi pencairan dana senilai 2,5 % dari nilai permohonan dana, dan saya pun sempat berpikir jangan jangan ini penipuan tapi saya juga percaya dan yakin karena orang yan memberi aku no hp beliU adalah orang yang terpercaya dan ternama di PATI JAWA TENGAH jadi saya langsun selesai.kan adm'nya yang 2,5 % total 12.500.000 saya transfer ke rek bendahara koperasi global nusantara langsun ke ibu NOVI YENNI, jadi dari itu saya tetap semangat dapat modal usaha tersebut jadi setelah saya lengkapi persyaratan.nya 1 jam kemudian saya ada tlp langsun dari bpk DRS.H.RISWANDI. S.E untuk saya di perintah'kan cek dana'nya melalui rekening yang saya ajuh'kan kepada bpk DRS.H.RISWANDI.S.E alhamdulillah setelah saya cek di perbankan ternyata ini seperti mimpi saldo saya bertambah 500 juta, sekarang saya membangun gudang yang lebih luas agar dapat menambah kapasitas produksi ini. Saat ini furnitur buatan saya sudah tersebar dan dipasarkan di Sumatera dan daerah lainnya. Bagi saya, pinjaman KOPERASI GLOBAL NUSANTARA berdampak sangat positif bagi usahanya hingga bisa meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi permintaan yang sangat tinggi pada saat bulan Lebaran lalu. Pada awalnya hanya berkapasitas produksi untuk 2 truk, saat ini bisa memenuhi permintaan sebanyak 6 truk. Dengan karyawan sebanyak 25 orang, Rukani memiliki rencana untuk ekspansi dan berharap bisa terus menjadi anggota KOPERASI GLOBAL NUSANTARA JAKARTA.
Tabel nominal pinjaman di bawah ini :
1• 62.500.000 adm 1.875.000
2• 125.000.000 adm 3.750.000
3• 250.000.000 adm 7.500.000
4• 500.000.000 adm 12.500.000
5• 750.000.000 adm 20.000.000
6• 1 milyar adm 27.500.000
~KETENTUAN FORMAT DI BAWAH INI DIKIRIM KE BPK RISWANDI SETELAH ADM'NYA ACC.
NAMA LENGKAP:
ALAMAT LENGKAP:
NO KTP:
NO KK:
NO REKENING ANDA:
NOMINAL PINJAMAN: