Sunday, 8 December 2013

Studi Waktu dan Pengaplikasiannya

Ruang Lingkup Motion and Time Study

Pada awalnya time study dan Motion Study digunakan hanya untuk hal-hal yang sangat spesifik dan dalam ruang lingkup yang sangat sempit saja. Kedua bidang studi tersebut pertama kali ditemukan dan dikembangkan masing-masing oleh Frederick Taylor untuk Time study dan Gilbreths untuk Motion study yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Walaupun dikembangkan dan ditemukan dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, pada awalnya hanya time study dan penurunan insentif upah buruh yang lebih berkembang dibandingkan dengan motion study. Keinginan untuk mendapatkan metode kerja yang lebih baik menggema pada kurun waktu 1930an yang kemudian mengakibatkan perkembangan keilmuan teknik industri untuk mengkombinasikan time study dengan motion study yang dapat menghasilkan metode kerja yang lebih baik dan lebih dekat dengan kata ideal. Sekarang ini permasalahan mendasar adalah menemukan solusi dan metode yang paling tepat diterapkan, mengingat pada masa lalu terlalu menekankan pada perbaikan metode yang telah ada, dibandingkan mendefinisikan permasalahan, menyusun fakta-fakta, dan menemukan solusi yang tetap.Semula motion and time study dikembangkan oleh sarjana teknik industri dan staf spesial, dan hal ini pun berlanjut hingga sekarang. Beberapa menganjurkan bahwa methods engineering, work design, work study atau job design sebaiknya digunakan dalam perancangan motion and time study dan saat ini motion and time study bahkan dapat dikatakan sebagai sinonim dari work methods design and work measurement.

Definisi Motion and Time Study

Keterkaitan erat antara Pengukuran Waktu dan Studi Gerakan segera dilihat khalayak industri waktu itu. Memang di samping Taylor yang juga meneliti untuk mencari cara kerja terbaik, Gilbreth banyak berkontak dengan Taylor sampai Gilbreth mengembangkan sesuatu yang kemudian dikenal sebagai studi gerakan. Dengan studi gerakan dapat diperoleh berbagai rancangan sistem kerja yang baik bagi suatu pekerjaan, suatu hal yang juga diinginkan oleh Taylor, untuk mencari rancangan yang terbaik perlu dilakukan pengukuran waktu untuk memilihnya yaitu untuk mencari rancangan yang membutuhkan waktu tersingkat. Karena itu penerapan kedua temuan itu selalu dilakukan bersamaan sebagai dua hal yang saling melengkapi.
Dalam perkembangannya kemudian keduanya dipandang sebagai suatu kesatuan yang dikenal dengan nama ”Time and Motion Study” atau studi waktu dan gerakan. Istilah lain yang kemudian hari kerap juga digunakan untuk hal ini adalah Methods Engineering.
Pada tahap awal dari Methods Engineering adalah menentukan estimasi waktu yang akan dikerjakan oleh pekerja dalam menjalankan tugas pada sebuah stasiun kerja.

Motion study and time study adalah sebuah pembelajaran sistematis dari sistem kerja dengan tujuan, yaitu:
1.      Mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik.
Pada umumnya penentuan sistem dan metode yang digunakan dalam sebuah industri sangat bergantung kepada tujuannya, misalnya dalam sebuah manufaktur memproduksi barang, sebuah bank melayani transaksi dengan nasabah, penjualan susu sapi dari peternakan, dan sebagainya. Setelah itu, dilakukan pendekatan-pendekatan peningkatan produktivitas dengan cara problem-solving dan sebagainya.
2.      Menstandardisasi sistem dan standar tersebut.
Setelah metode terbaik ditentukan, langkah selanjutnya adalah menstandardisasi metode itu sendiri. Dalam menstandardisasi metode tersebut, agar dapat terdefinisi dan dapat dimengerti dengan baik, perlu adanya pembagian kerja yang jelas dan pembatasan kerja yang baik agar berjalan secara efisien. Dalam hal ini, setiap jenis pekerjaan dibedakan hingga detail dan spesifik.
3.      Menentukan standar waktu.
Motion study digunakan untuk mengukur standar waktu normal yang diperlukan operator terlatih dan berpengalaman pada kecepatan normal. Standar waktu tersebut seringkali digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan kerja sampai perkiraan biaya produksi, termasuk biaya buruh.
4.      Melatih operator.
Agar seluruh perencanaan berjalan dengan baik, operator perlu mendapatkan pelatihan. Hal ini biasanya diakomodir oleh atasan dan pejabat teratas perusahaan. Akan tetapi, belakangan marak lembaga profesional yang bergerak dalam hal training seperti ini. 

Berikut ini adalah ruang lingkup penggunaan motion and time study berdasarkan pengguna :
1.   Digunakan oleh sarjana teknik industri dan staf spesialis, digunakan oleh manajer dan supervisor, digunakan oleh oleh pekerja dalam tim atau grup.
2.     Digunakan sejak ditemukannya metode ini hingga sekarang, diperkenalkan pada 1930an dan 1940an, berkembang pesat mulai digunakan pada 1950an dan 1960an dengan perkembangan sedang.
3.    Dilatih oleh pemilik perusahaan, Sarjana teknik industri dan staf spesial sebagai mentor dan konsultan serta bekerja dalam tugas-tugas tertentu untuk tim, Sarjana teknik industri dan staf spesial sebagai mentor dan konsultan serta bekerja dalam tugas-tugas tertentu untuk tim.
4.  Membuat perencanaan untuk skala perusahaan termasuk desain produk, fasilitas, dsb. Digunakan dalam menentukan kebijakan dalam lingkup bidang/grup tertentu, Pekerja berpartisipasi langsung dalam manajemen kerjanya sendiri.
5.     Memberikan laporan kepada manajer dan supervisor dibutuhkan waktu yang lama untuk penerapannya.

Seiring dengan berkembangnya teknologi yang memaksa pemakaiain alat-alat industri modern dan permesinan, pekerja yang dibutuhkan dalam industri skala besar semakin sedikit. Saat ini, yang lebih dibutuhkan adalah operator yang dapat menjalankan berbagai peralatan dan mesin-mesin industri sehingga upah yang harus dibayarkan kepada pekerja dapat ditekan seiring semakin sedikitnya pekerja yang dibutuhkan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar standar yang diharapkan dapat tercapai sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat diperoleh.Selain digunakan dalam manufaktur, motion and time study juga berkembang pesat digunakan dalam aktivitas non-manufaktur, antara lain pada bank, departement store, supermarket, maupun rumah sakit mengaplikasikannya untuk meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya. 

Sejarah Motion and Time Study
Telah disepakati bersama bahwa time study pertama-tama diterapkan pada Midwalee Steel Company oleh Frederick W. Taylor pada tahun 1881. Pada waktu itu Taylor menginginkan agar efisiensi kerja dapat tercapai dengan cara memberdayakan kinerja pegawai. Salah satunya dengan mempekerjakan dua orang pekerja yang benar-benar bermanfaat dan secara fisik kuat. Taylor lebih cenderung mempekerjakan pekerja yang konsisten bekerja dengan standar “bagus” dalam jangka waktu panjang dengan upah lebih besar dibandingkan pekerja yang dapat bekerja maksimal hanya dalam jangka waktu pendek. Setelah melewati riset terhadap pekerja, Taylor menyimpulkan bahwa ternyata tak ada hubungan langsung antara kekuatan pekerja (dihitung dalam horse power/tenaga kuda) dengan efek kelelahan yang dapat ditimbulkan. Taylor menemukan bahwa untuk pekerjaan-pekerjaan sangat berat, kombinasi waktu bekerja, banyaknya hari untuk beristirahat, frekuensi dan panjang waktu beristirahat beeimbas pada berapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan pekerja dalam sehari.
Time study hanyalah sebuah pencapaian dari berbagai penemuan Taylor dalam berbagai penelitiannya di industri. Dia seorang yang sangat ahli dalam bidang material dan permesianan industri. Akan tetapi, keahliannya dalam bidang human problem pun sebaik pemahamannya akan permesianan dan material. Pendekatan dan penelitiannya terhadap aspek psikologi pekerja turut berandil besar dalam peningkatan efisiensi kerja.

Prinsip Manajemen Taylor
Secara garis besar, Taylor mengabdikan dirinya untuk menciptakan metode yang tepat bagi setiap pekerjaan yang dilakukan dalam lingkungan kerjanya. Taylor menjabarkan pemikirannya dengan cara :Pertama, pengembangan keilmuan untuk setiap elemen pekerja untuk menggantikan metode lama yang statis.Kedua, penyeleksian pekerja terbaik untuk setiap bidang, melatih, mengajarkan, dan mengebangkan pekerja, menggantikan sistem lama yang membiarkan pekerja memilih sendiri pekerjaannya dan melatih dirinya sendiri.Ketiga, pengembangan semangat bekerja sama antara jajaran manajemen dan pekerja.Keempat, setiap divisi mempunyai bagian pekerjaan yang sama, antara manajemen dan pekerja, di mana setiap departemen elah dibagi-bagi kedalam tanggung jawabnya masing-masing. 

Motion Study
Perindustrian sekarang ini dapat berkembang dengan pesat salah satunya dengan menerapkan metode motion study yang ditemukan dan dikembangkan oleh pasangan Frank B. Gilbreth dan istrinya, Lilian M. Gilbreth. Latar belakang Frank yang seorang engineer dan Lilian yang seorang psikolog menjadikan mereka dapat memahami faktor manusia dan pengetahuan tentang material, peralatan serta perlengkapan dengan sama baiknya. Aktivitas yang mereka jalani sangat luas jangkauannya, termasuk penemuan dan peningkatan dalam membangun dan konstruksi kerja, kelelahan pekerja, monoton, transfer keahlian, serta penemuan beberapa macam teknik process chart, micromotion study, dan chronocyclegraph.
Penemuan motion study bermula saat Frank Gilbreth pada tahun 1885 bekerja pada sebuah kontraktor bangunan. Melihat tidak efisiennya cara kerja tukang batu, Gilbreth muda mencari cara untuk mengoptimalisasi pekerjaan tukang batu tersebut. Semula, semua proses dari mengambil batu hingga selesai dipecahkan dilakukan sendiri oleh si tukang batu, namun Gilbreth membagi tiap-tiap pekerjaan spesifik ke dalam bagian-bagian. Hal ini menurunkan jumlah gerakan yang harus dilakukan untuk meletakan batu dari 18 hingga menjadi hanya 4,5 gerakan. Rekor baru pun tercipta saat pembangunan sebuah dinding di Boston saat seorang tukang batu dapat menghasilkan 350 bongkah batu per orang per jam. Sebelumnya sistem baru tersebut diterapkan, rekor yang tercipta hanyalah 120 bongkah batu per orang per jam.

Langkah-langkah pengukuran waktu
Untuk mendapatkan hasil yang baik yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan maka tidak cukup sekedar melakukan beberapa  kali pengukuran  dengan  menggunakan  jam henti,  apalagi   jam     biasa.
Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran dan lain-lain.
Berikut ini sebagian langkah-langkah yang perlu diikuti agar maksud diatas tercapai.

Penetapan Tujuan Pengukuran
Sebagaimana halnya dengan berbagi kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah peruntukkan penggunakan hasil pengukuran, tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang dinginkan dari hasil pengukuran tersebut.

Melakukan Penelitian Pendahuluan
Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran waktu adalah memperoleh waktu yang pantas untuk diberikan kepada pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu suatu sistem kerja dengan kondisi yang telah ada selama ini termasuk di antara yang dapat dicarikan waktu yang pantas tersebut. Artinya akan didapat juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan, namun dengan kondisi yang bersangkutan itu. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang sesingkat-singkatnya agar dapat meraih keuntungan ynag sebesar-besarnya. Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi.

Memilih Operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil dari tempat kerja. Orang ini harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.
Di samping itu operator yang dipilih adalah orang yang pada saat pengukuran dilakukan mau bekerja secara wajar. Walau operator yang bersangkutan sehari-hari dikenal memenuhi syarat pertama tadi tidak mustahil dia bekerja tidak wajar ketika pengukuran dilakukan karena alasan tertentu.

Melatih Operator
Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang pelatihan masih diperlukan bagi operator tersebut terutama jika kondisi dan cara kerja yang dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator.
Hal ini terjadi jika yang akan diukur adalah sistem kerja baru sehingga operator tidak berpengalaman menjalankannya. Bahkan bila sistem kerjanya adalah yang sudah ada selama ini, operator pun bisa kurang menguasai pekerjaannya terutama bila banyak perubahan rancangan yang dilakukan.

Mengurangi Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan
Di sini pekerja dipecah menjadi elemen pekerjaan yang merupakan gerakan bagian dari pekerja yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang diukur waktunya. Waktu siklusnya adalah jumlah dari waktu setiap elemen ini. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu produk sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan penguraian pekerjaan atas elemen-elemen:
  • Untuk menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan.
  • Untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya.
  • Melakukan pembagian kerja menjadi elemen-elemen pekerjaan adalah untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan pekerja.
  • Untuk memungkinkan dikembangkannya Data Waktu Standar untuk tempat kerja yang bersangkutan.
Jelaslah sekarang alasan perlunya melakukan penguraian elemen-elemen dari suatu pekerjaan yang akan diukur waktunya. Walaupun demikian, ketentuan ini tidak bersifat mutlak artinya jika alasan-alasan di atas dianggap tidak penting atau dirasakan tidak akan terjadi maka langkah ini tidak perlu dilakukan.

Menyiapkan Perlengkapan Pengukuran
Setelah kelima langkah di atas dijalankan  dengan baik, tibalah sekarang pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran yaitu menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Hal-hal tersebut adalah:
·           Jam henti
·           Lembaran-lembaran pengamatan
·           Pena atau pensil
·           Papan pengamatan

Jika alat-alat ini telah disiapkan, selesailah sudah persiapan-persiapan yang mendahului pengukuran. Ini berarti tahap berikutnya yaitu pengukuran waktu sudah bisa dimulai.

Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Dalam pengukuran waktu khususnya dalam time study  memiliki teknik tersendiri yaitu:
1. Teknik pengukuran langsung
Yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan oleh peneliti secara langsung ditempat objek penelitian. Dua cara yang temasuk di dalamnya adalah cara jam henti dan sampling pekerjaan.
2. Teknik pengukuran tidak langsung
Yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan melalui pendekatan tabel waktu baku yang sudah ada atau waktu dari pendekatan gerakan-gerakan dasar. Yang termasuk kelompok ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah pengkuran pendahuluan. Tujuan melakukan hal ini ialah agar nantinya mendapatkan perkiraan statistika dari banyaknya pengukuran yang harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan.
Untuk mengetahui jumlah pengukuran yang harus dilakukan, diperlukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan seperti dijelaskan berikut ini.

Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya enam belas kali atau lebih. Setelahnya pengukuran tahap pertama ini dijalankan, selanjutnya dijalankan tahap-tahap kegiatan menguji keseragamam data dan menghitung jumlah pengukuran yang harus dilakukan. Bila jumlah pengukuran yang dilakukan belum mencukupi, dilanjutkan dengan pengukuran tambahan yaitu mengukur lagi untuk mengejar jumlah minimum yang diperlukan. Untuk kecermatan, setelah pengukuran memenuhi syarat kecukupan data seperti yang telah dihitung dilakukan lagi uji keseragaman data dan penghitungan kecukupan data. Bila kali ini data yang terhitung cukup, barulah pengukuran dihentikan. Namun, bila belum juga cukup, tambahan pengukuran perlu dilakukan lagi dan proses pun berulang.

Dalam time study harus dilakukan perhitungan penyesuaian dan kelonggaran. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengamati kewajaran operator dalam bekerja pada saat dilakukan pengukuran waktu kerja.

Beberapa cara dalam menentukan faktor penyesuaian ialah:
·                Presentase.
·                Shumand.
·                Westinghouse.
·                Objektif.
·                Beaudux.
·                Sintesa.

Langkah-langkah dalam menentukan time study:
1.             Hitung rata-rata dari harga rata-rata subgroup.
2.             Menghitung standar deviasi.
3.             Hitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgroup.
4.             Hitung nilai Z tabel.
5.             Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan bawah (BKB) untuk uji keseragaman data.
6.             Lakukan test kecukupan data.
7.             Menghitung waktu siklus.
8.             Menghitung waktu normal.
9.             Menghitung waktu baku.

Tingkat ketelitian, tingkat keyakinan, dan pengujian  keseragaman data
Berbicara tentang tingkat ketelitian dan pengujian keseragaman data, sebenarnya merupakan pembicaraan tentang pengertian statistik. Karenanya untuk memahami secara mendalam diperlukan beberapa pengetahuan statistik. Tetapi sungguhpun demikian, yang dikemukakan berikut ini adalah pembahasan ke arah pemahamannya dengan cara-cara yang diusahakan sesederhana mungkin.

Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan
Yang dicari dengan melakukan pengukuran-pengukuran ini adalah waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Yang ideal tentunya dilakukan pengukuran-pengukuran yang sangat banyak karena dengan demikian diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungking karena kerterbatasan waktu, tenaga dan tentunya biaya.
Dengan tidak dilakukannya pengukuran yang banyak, pengukur akan kehilangan sebagian kepastian terhadap kecepatan rata-rata waktu penyelesaian yang sebenarnya. Hal ini harus disadari oleh pengukur. Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak.
Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Sementara tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi.
Mengenai pengaruh tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan terhadap jumlah pengukuran yang diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara intuitif hal ini dapat diduga yaitu bahwa semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan.

Pengujian Keseragaman Data
Pada pasal 8.1.b telah dikemikakan bahwa satu langkah yang dilakukan sebelum pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik, yang terdiri dari kondisi kerja dan cara kerja yang baik. Jadi, yang dihadapi adalah jika suatu sistem yang akan diukur merupakan sistem yang sudah ada maka sistem ini dipelajari untuk kemudian diperbaiki. Jika sistemnya belum ada maka yang dilakukan adalah merancang sesuatu yang baru dan baik. Terhadap suatu sistem yang baik inilah pengukuran waktu dilakukan dan dari sistem inilah waktu penyelesaian pekerja dicari. Walau selanjutnya pembakuan sistem yang dipandang baik ini telah dilakukan, seringkali pengukuran, sebagaimana juga operator, tidak mengetahui terjadinya perubahan- perubahan pada sistem kerja. Memang perubahan adalah sesuatu yang wajar karena bagaimanapun juga sistem kerja tidak dapat tetap dipertahankan terus-menerus pada keadaan yang tetap sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang yang sepantasnya terjadi. Akibatnya waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-berubah, namun juga mesti dalam batas waktu kewajaran. Dengan kata lain harus seragam.

Bahan di atas saya ambil dari buku Analisis Perancangan Kerja karangan Bapak Parama Kartika Dewa SP.,ST.,MT.

1 comments:

  1. KISAH SUKSES SAYA DAPAT MODAL USAHA DARI KOPERASI GLOBAL NUSANTARA JAKARTA

    asalamualaikum saya ingin berbagi cerita kisah sukses saya terima modal usaha dari KOPERASI GLOBAL NUSANTARA yang beralamat'kan di GEDUNG PLAZA SENAYAN JAKARTA lantai 2 A5, Perkenl'kan saya atas nama WINDA merupakan pengusaha furnitur yang juga anggota KOPERASI GLOBAL NUSANTARA. Pada awalnya saya bekerja di Jepara selama 2 tahun sebagai pengrajin furnitur, namun sejak 3 tahun belakangan ini, saya mengelola usaha furniturnya sendiri di Pati. Saya memulai usaha ini dengan modal yang terbatas serta gudang kecil dan 8 karyawan. Seiring dengan semangat dan konsistensi kualitas produk ini, saya memiliki cita-cita untuk mengembangkan usaha ini. Sehingga beberapa bulan yang lalu saya ketemu pengusaha sukses yang di sebut bpk H BUDIMAN, Alhamdulillah setelah
    saya terbuka dari masalah saya yang lagi terbentur di modal usaha, alhamdulillah beliau memberikan no hp ketua KOPERASI GLOBAL NUSANTARA BELIAU ATAS NAMA DRS.H. RISWANDI S.E No hp beliau. 0853-2174-0123 dan singkat cerita saya'pun memberanikan diri menghubungi beliau dan saya terbuka masalah modal usaha saya, alhamdulillah beliau memberikan 1 berkas pinjaman dana senilai 500 Juta, dan masalah pikbed dana'nya cuman 2,5 % selama 3 tahun pinjaman, jadi pikbed pinjaman total 512.500.000 dan masalah persyaratan beliau hanya minta beberapa copy'an berkas yang pertama Foto copy Kk dan KTP 5 lembar, pas foto 3x4 5 lembar dan bukti adimistrasi pencairan dana senilai 2,5 % dari nilai permohonan dana, dan saya pun sempat berpikir jangan jangan ini penipuan tapi saya juga percaya dan yakin karena orang yan memberi aku no hp beliU adalah orang yang terpercaya dan ternama di PATI JAWA TENGAH jadi saya langsun selesai.kan adm'nya yang 2,5 % total 12.500.000 saya transfer ke rek bendahara koperasi global nusantara langsun ke ibu NOVI YENNI, jadi dari itu saya tetap semangat dapat modal usaha tersebut jadi setelah saya lengkapi persyaratan.nya 1 jam kemudian saya ada tlp langsun dari bpk DRS.H.RISWANDI. S.E untuk saya di perintah'kan cek dana'nya melalui rekening yang saya ajuh'kan kepada bpk DRS.H.RISWANDI.S.E alhamdulillah setelah saya cek di perbankan ternyata ini seperti mimpi saldo saya bertambah 500 juta, sekarang saya membangun gudang yang lebih luas agar dapat menambah kapasitas produksi ini. Saat ini furnitur buatan saya sudah tersebar dan dipasarkan di Sumatera dan daerah lainnya. Bagi saya, pinjaman KOPERASI GLOBAL NUSANTARA berdampak sangat positif bagi usahanya hingga bisa meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi permintaan yang sangat tinggi pada saat bulan Lebaran lalu. Pada awalnya hanya berkapasitas produksi untuk 2 truk, saat ini bisa memenuhi permintaan sebanyak 6 truk. Dengan karyawan sebanyak 25 orang, Rukani memiliki rencana untuk ekspansi dan berharap bisa terus menjadi anggota KOPERASI GLOBAL NUSANTARA JAKARTA.

    Tabel nominal pinjaman di bawah ini :

    1• 62.500.000 adm 1.875.000

    2• 125.000.000 adm 3.750.000

    3• 250.000.000 adm 7.500.000

    4• 500.000.000 adm 12.500.000

    5• 750.000.000 adm 20.000.000

    6• 1 milyar adm 27.500.000

    ~KETENTUAN FORMAT DI BAWAH INI DIKIRIM KE BPK RISWANDI SETELAH ADM'NYA ACC.
    NAMA LENGKAP:
    ALAMAT LENGKAP:
    NO KTP:
    NO KK:
    NO REKENING ANDA:
    NOMINAL PINJAMAN:

    ReplyDelete